MAKALAH
PENDIDIKAN
DI INDONESIA PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG
Di Susun Oleh :
MARDIANTO ADI SAPUTRA (1362042010)
PENDIDIKAN SEJARAH
ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGRI MAKASSAR
2014
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karuniaNya kepada kita semua sehingga kita dapat menyelesaikan Makalah ini dengan
tepat waktu yang berjudul “Pendidikan di Indonesia Pada Masa
Penjajahan Jepang”
Makalah ini disusun sedemikian rupa agar dosen dan teman-teman
mahasiswa dapat dengan mudah memahami isi dari Makalah ini. Harapan kami semoga
Makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan danpengalaman bagi parapembaca.
Walaupun komposisi Makalah ini masih jauh dari unsur
kesempurnaan, terutama dari penyajian kelengkapan materi. Oleh karena itu,
saran tak lupa kami nantikan demi kesempurnaan Makalah ini.
Dengan selesainya Makalah ini, kami menghaturkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk dalam penyusunan
Makalah ini dari awal sampai akhir.
Makassar, 20
Desembar 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
………………………..………………………………………………. i
DAFTAR ISI………………….………...……………………………………………………....
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
………………………………………………………………….……….. 1
B. RumusanMasalah
…………………………………………………….………….……… 1
C. Tujuan
…………………………………………………………………………………... 1
BAB II PEMBAHASAN
- Latar Belakang Pendidikan Di Indonesia Pada Masa Penjajahan Jepang……………… 2
- Tujuan Pendidikan Di Indonesia Pada Masa Penjajahan Jepang …..…………………. 2
- Sistem Persekolahan Di Indonesia Pada Masa Penjajahan Jepang ……...………….…. 3
- Perkembangan Pendidikan Dan Pengajaran Di Indonesia Pada Masa Penjajahan Jepang………………………………………………………………………...……...…. 4
- Hal – Hal Yang Menguntungkan Indonesia Pada Masa Penjajahan Jepang …………… 6
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan
…………………………………………………………………………….. 8
B. Saran
……………………………………………………………..................................... 8
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..
9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kejayaan penjajahan Belanda lenyap setelah Jepang berada di
Indonesia. Mereka bertekuk lutut tanpa syarat ke Jepang. Adapun Tujuan Jepang
ke Indonesia ialah menjadikan Indonesia sebagai sumber bahan mentah dan tenaga
manusia yang sangat besar artinya bagi kelangsungan perang Pasifik
hal ini sesuai dengan cita-cita politik ekspansinya. Bebagai cara
yang dilakukan oleh Jepang dalam mengelabui Indonesia untuk kepantingan
politiknya. Demi kepentingan perang, Jepang menyongsong pasukan dari Indonesia
dengan menyuguhkan pendidikan kemiliteran. Kendati demikian, dibalik kekejaman
Jepang itu Indonesia memanfaatkan
berbagai toleransi dari pihak Jepang terutama untuk bidang pendidikan.
Sehubungan dengan hal tersebut makalah ini akan membahas
lebih lanjut secara eksplisit bagaimana pola pendidikan pada masa penjajahan
Jepang.
B.
Rumusan Masalah
Adapun beberapa hal yang menjadi
masalah dari uraian di atas, yaitu;
- Bagaimana Latar Belakang Pendidikan Di Indonesia Pada Masa Penjajahan Jepang ?
- Apa Tujuan Pendidikan Di Indonesia Pada Masa Penjajahan Jepang ?
- Bagaimana Sistem Persekolahan Di Indonesia Pada Masa Penjajahan Jepang ?
- Bagaimana Perkembangan pendidikan dan pengajaran Di Indonesia Pada Masa Penjajahan Jepang ?
- Hal – hal apa saja yang menguntungkan Indonesia pada masa penjajahan Jepang ?
C. Tujuan Pembahasan / Penulisan
Kita dapat mengetahui latar belakang
pendidikan, tujuan pendidikan dan system pendidikan di Indonesia pada masa
penjajahan Jepang. Dan kita dapat mengetahui Perkembangan pendidikan dan pengajaran Di Indonesia Pada Masa
Penjajahan Jepang. Serta kita dapat mengetahui hal- hal yang menguntungkan
Indonesia pada masa penjajahan Jepang.
BAB II
PEMBAHASAN
- Latar Belakang Pendidikan Di Indonesia Pada Masa Penjajahan Jepang
Pada tahun 1940 rencana untuk
mendirikan “Kemakmuran Bersama Asia Raya” telah dipublikasikan. Menurut rencana
itu Jepang menjadi pusat suatu lingkungan pengaruh atas daerah-daerah Mansysia,
Daratan Cina, Kepulauan Philippina, Indonesia, Thaland, Malasysia, Indicina dan
Asia (Rusia). Jepang akan mehjadi pusat industri presisi. Masnyria dikembangkan
menjadi daerah pertambangan industri barat, industri kimia, sedangkan Cina dikembangkan manjadi
industry ringan dan industri tekstil.
Daerah-daerah lainnya tetap
merupakan sumber bahan mentah untuk mensuplai daerah-daerah industri tersebut.
Perkembang ekonomi dan industri Jepang nampak seolah-olah perluasan daerah itu
mutlak perlu dan tidak dapat lain. Oleh karena itu rencana “Kemakmuran Bersama
Asia Raya” dianggap sebagai keharusan, dan oleh kalangan militer diterima dan
disambut dengan hangat karena menjajikan adanya prestise-prestise kepahlawanan
dan pengabdian.
Pendidikan pada masa Jepang yang
disebut “Hakko Ichiu” adalah mengajak bangsa Indonesia kerja sama dengan Jepang
dalam rangka mencapai “Kemakmuran Bersama Asia Raya”. Oleh karena itu setiap
pelajar tiap hari harus mengucapkan sumpah setia kepada kaisat Jepang dam
membentuk Indonesia baru dalam rangka “Kemakmuran Bersama Asia Raya”.
Keyataannya bangsa Indonesia menjadi miskin dan menderita demi untuk
kepentingan perang Jepang.
- Tujuan Pendidikan Di Indonesia Pada Masa Penjajahan Jepang
Dengan semboyang “Asia Untuk Bangsa
Asia” Jepang mengusai daerah yang berpenduduk empat ratus juta jiwa yang antara
lain menghasilkan 50% produksi karet dan 70%
produksi timah dunia. Indonesia sebagai sember bahan mentah merupakan
sarana yang perlu dibina sebaik-baiknya untuk kepentingan perang Jepang.
Tujuan pendidikan pada masa
penjajahan Jepang tidaklah banyak dapat di kemukakan. Memenangkan perang adalah
tujuan utama. Angtan bersenjata Jepang memberikan sedikit perhatian terhadap
pendidikan. Namun demikian hasilnya sangat luar biasa untuk Indonesia di
kemudian hari. Dalam hal ini ialah bahasa Indonesia menjadi pengatar resmi,
baik di kantor-kantor maupun di sekolah-sekolah. Bangsa belanda ditawan dan di
usir sedangkan bahasa Belanda sama sekali dilarang. Bahasa Jepang menjadi
bahasa kedua. Selama masa pendudukan ialah bahasa Indonesia berkembang dan
dipermoderen sehingga menjadi bahasa pergaulan dan bahasa ilmiah.
Konkritnya tujuan pendidikan pada
masa pendidikan Jepang di Indonesia adalah menyediakan tenaga-tenaga cuma-cuma (Romusha) dan prajurit-prajurit untuk membatu
perperangan bagi kepentingan Jepang. Oleh karena itu pelajar-pelajar di
haruskan latihan phisik, latihan kemiliteran, dan indoktrinasi ketat. Pada
akhir masa Jepang terdapat tanda-tanda tujuan pendidikan menjepangkan anak-anak
Indonesia.
- Sistem Persekolahan Di Indonesia Pada Masa Penjajahan Jepang
Sistem persekolahan pada masa
penjajahan Jepang banyak mengalami perubahan karena sestem penggolongan baik
menurut golongan bangsa maupun status sosial dihapus. Dengan demikian terdapat
integrasi terhadap macam-macam sekolah yang sejenis. Sejak masa Jepang bahasa
dan istilah-istilah mulai dipergunakan di sekolah-sekolah dan lembaga
pendidikan. Sekolah Dasar, waktu itu dipergunakan istilah Sekolah Rakyat
(Kokumin Gakko), terbuka untuk semua golongan penduduk. Lama pendidikannya enam tahun.
Sebagai kelanjutannya adalah Sekolah
Menengah Pertama (Shoto Chu Gakko) dan selanjutnya Sekolah Menengah Tinggi
(Koto Chu Gakko). Lama pendidikannya tiga tahun untuk SMP dan tiga tahun untuk
SMT.
Sekolah kejuruan menengah yang ada
ialah Sekolah Pertukaran (Kogyo Gakko) dan Sekolah Teknik Menengah (Kogyo
Semmon Gakko). Sedangkan Sekolah Hukum dan MOSVIA di tiadakan. Sebaliknya pada
masa Jepang didirikan Sekolah Pelayaran dan Sekolah Pelayaran Tinggi.
Untuk mandidik guru terdapat tiga
jenis sekolah yaitu :
- Sekolah Guru 2 tahun (Syoto Sihan Gakko)
- Sekolah Guru 4 tahun (Gotu Sihan Gakko)
- Sekolah Guru 6 tahun (Koto Sihan Gakko)
Di
samping itu terdapat sekolah Pertanian (Nogyo Gakko) di Tasikmalaya dan Malang.
Lama belajarnya 3 tahun sesudah sekolah rakyat.
Hambir semua perguruan tinggi di
tutup, tetapi yang masih ada ialah Sekolah Tinggi Kedokteran (Ika Dai Gakko) di
Jakarta dan Sekolah Teknik Tinggi ( Kogyo Dai Gakko) di Bandung. Kalau MOSVIA
di tutup, sebaliknya Jepang membuka sekolah Tinggi Pamompraja (Kenkoku Gakuin)
di Jakarta dan Sekolah Tinggi Kedokteran Hewan di Bogor.
Kalau di gambarkan dalam satu bagan,
sistem persekolahan masa pendudukan Jepang tidak jauh menyimpang dan mirip
dengan system persekolahan sesudah kemerdekaan. Yang berbeda hanya nama
sekolah, sedang jenis sekolah kejuruan, apalagi perguruan tinggi, sangat
terbatas.
Dengan disederhanakan system
pendidikan dan persekolahan di masa pendudukan Jepang maka kesempatan belajar
terbuka lebar lagi bagi semua golongan semua penduduk d Indonesia. Jalur-jalur
sekolah dan pendidikan menurut penggolonganketurunan bangsa ataupun status
social sudah di hapus. Oleh karena itu semua mendapat kesempatan yang sama.
- Perkembangan pendidikan dan pengajaran Di Indonesia Pada Masa Penjajahan Jepang
- Pelatihan guru-guru:
Usaha penanaman Ideologi Hakko Ichiu melalui
sekolah-sekolah dimulai dengan
mengadakan pelatihan guru-guru. Gru-guru diberi tugas sebagai penyebar ideologi
tersebut. Pelatihan tersebut dipusatkan di Jakarta. Setiap kabupaten diwajibkan
mengirim wakilnya untuk mendapat gemblengan langsung dari pimpinan Jepang.
Gemblengan ini berlangsung selama 3 bulan , jangka waktu tersebut dirasa cukup
untuk menjepangkan para guru.
- Perubahan penting
Kehadiran Jepang di Indonesia
menanamkan jiwa berani pada bangsa Indonesia. Tetapi semua itu untuk
kepentingan Jepang. Kendatupun demikian, ada beberapa hal yang perlu dicatat
pada zaman Jepang ini, yaitu yang terjadi perubahan yang cukup mendasar di
bidang pendidikan, yang penting sekali artinya bagi bangsa Indonesia, ialah :
- Dihapuskannya sistem dualisme dalam pendidikan
Pada masa Belanda pendidikan formal hanya dapat
dinikmati oleh kalangan menengah ke atas, sementara rakyat jelata sama sekali
tidak memiliki kesempatan. Dengan dihapausnya dualisme dalam pendidikan ini
maka siapapun boleh mengenyam pendidikan formal tanpa ada diskriminasi. Inilah
tonggak sejarah demokratisasi pendidikan di Indonesia. Sebagai gambaran diskriminasi yang
dibuat Belanda, ada 3 golongan dalam masyarakat yaitu kelompok kulit putih
(Eropa), kelompok Timur Asing (Cina, India, dll) serta kelompok pribumi.
Pola seperti ini mulai dihilangkan oleh pemerintah Jepang. Rakyat dari lapisan
manapun berhak untuk mengenyam pendidikan formal.
- Pemakaian Bahasa Indonesia
Pemakaian Bahasa Indonesia, baik
sebagai bahasa resmi maupun sebagai bahasa pengantar pada tiap-tiap jenis
sekolah, telah dilaksanakan. Tetapi sekolah-sekolah itu dipergunakan juga
sebagai alat untuk mempekenalkan kebudayaan Jepang kepada rakyat. Dan Bahasa
indonesia dijadikan bahasa resmi dan bahasa pengantar bagi semua jenis Sekolah
. bahasa jepang dijadikan mata pelajaran wajib dan adat kebiasaan Jepang harus
ditaati. Serta murid-murid dibebankan kewajiban dan keharusan sebagai berikut :
a) Setiap pagi harus menyanyikan lagu
kebangsaan Jepang.
b) Setiap pagi harus mengibarkan
bendera Jepang (Hinomaru) dan menghormat kepada kaisar Jepang (Tenno Heiko).
c) Setiap pagi harus bersumpah setia
kepada cita-cita Indonesia dalam rangka “Asia Raya” (Dai Toa).
d) Setiap pagi harus senam (Taiso)
untuk memelihara semangat Jepang.
e) Melalukan latihan-latihan phisik dan
militer.
f) Pelajar-pelajar pada waktu yang
ditentukan melakukan kerja bakti (Kinrohosyi) membersihkan asrama militer,
jalan-jalan raya, menanam pohon jarak, mengumpulkan bahan-bahan untuk keperluan
militer, dan lain sebagainya.
g) Bahasa Indonesia dipergunakan
sebagai bahasa pengantar dan bahasa Jepang merupakan bahasa wajib. Bahasa
daerah diberikan di sekolah-sekolah dasar di kelas 1 dan kelas 2.
- Sikap Jepang Terhadap Pendidikan Islam
Pemerintahan Jepang menampakkan diri seakan-akan membela
kepentingan Islam, yang merupakan siasat untuk kepentingan Perang Dunia II.
Untuk mendekati umat Islam, mereka menempuh beberapa kebijaksanaan, di
anataranya ialah:
a) Kantor Urusan Agama, yang pada zaman
Belanda disebut Kantoor Voor
Islamistische Zaken yang dipimpin oleh orang-orang orientalis Belanda,
diubah oleh Jepang menjadi Kantor
Sumubi yang dipimpin oleh ulama Islam sendiri, yaitu K.H.Hasyim Asyari
dari Jombang, dan di daerah-daerah juga dibentuk Sumuka.
b) Pondok Pesantren yang besar-besar
seringkali mendapat kunjungan dan bantuan dari pembesar-pembesar Jepang.
c) Sekolah Negeri diberi pelajaran budi
pekerti yang isinya identik dengan jaran agama.
d) Pemerintah Jepang mengizinkan
pembentukan barisan Hizbullah
untuk memberikan pelatihan dasar kemiliteran bagi pemuda Islam, barisan
tersebut dipimpin oleh K.H.Zainal Arifin.
e) Pemerintah Jepang mengizinkan
berdirinya sekolah Tinggi Islam di Jakarta yang dipimpin oleh K.H.Wahid Hasyim,
Kahar Muzakkir dan Bung Hatta.
f) Para ulama Islam bekerja sama dengan
pemimpin-pemimpin nasionalis didizinkan membentuk barisan Pembela Tanah Air
(Peta). Tokoh-tokoh santri dan pemula Islam ikut dalam pelatihan kader
militer tersebut, anatara Sudirman, abd.Khaliq Hasyim, Iskandar Sulaiman dan
lain-lain. Tentara Pembela Tanah Air inilah yang menjadi inti dari TNI
sekarang.
g) Umat Islam diizinkan meneruskan
organisasi persatuan yang disebut Majelis
Islam A’la Indonesia (MIAI) yang bersifat kemasyarakatan.
Di samping itu, pada permulaan pendudukan Jepang tampaknya
keadaan umat Islam sudah kuat. Karena itu, wajarlah bila pasukan pendidikan
Jepang berusaha mempergunakan agama untuk mencapai tujuan perangnya.
Jepang memandang agama Islam sebagai salah satu sarana yang
terpenting untuk menyusupi lubuk rohaniah terdalam dari kehidupan masyarakat
indonesia dan untuk meresapkan pengaruh pikiran serta cita-cita mereka pada
bagian masyarakat yang paling bawah. Dalam konteks ini, paling tidak, ada
beberapa hal yang perlu disebutkan, di antaranya: dibentuknya Masyumi dan pembentukan Hizbullah.
E.
Hal – hal yang menguntungkan
Indonesia pada masa penjajahan Jepang
Bagaimanapun kemerosotan dan kemunduran dalam bidang
pendidikan baik kuantitas maupun kualitas sehingga kebebasan berfikir dan
berbuat hilang, namun demikian banyak hal-hal yang sangat menguntungkan bagi
Indonesia di kemudian hari.
Hal-hal yang menguntungkan antara
lain :
1. Bahasa Indonesia berkembang secara
luas di seluruh kepulauan.
2. Buku-buku bahasa asing diterjemahkan
ke dalam bahasa Indonesia, karena dalam perang hak cipta internasional
diabaikan. Bahasa asing selain bahasa Jepang dilarang.
3. Seni bela diri dan perang dimiliki
oleh pemuda-pemuda, khususnya untuk pelajar Indonesia teryata perguna di dalam
perang kemerdekaan Indonesia yang terjadi kemudian.
4. Perasan rindu kepada kebudayaan dan
kemerdekaan nasional berkembang dan bergejolak secara luar biasa.
5. Karena dalam suasana perang dan
serba kekurangan kreativitas para guru berkembang misalnya apabila tidak
memperoleh buku dari kantor pengajaran (Bunkyo Kyoku) maka mereka
menterjemahkan langsung buku-buku bahasa asing. Alat-alat perang yang
diciptakan dari bahan-bahan yang ada dalam lingkungan sekitarnya.
6. Diskriminasi menurut golongan
penduduk, keturunan dan agama, ditiadakan sehing semua lapisan masyarakat
mendapat kesempatan yang sama dalam bidang pendidikan.
7. Bangsa Indonesia dilatih dan didik
untuk memegangjabatan pimpinan walaupun dibawah pengawasan orang-orang Jepang.
8. Sekolah-sekolah diseragamkan dan
dinegrikan meskipun sekolah-sekolah swasta seperti Muhamadiyah. Taman siswa,
dan sekolah-sekolah bekas Zending dan Missei diizinkan terus berkembang tetapi
di bawah pengaturan dan disenggarakan sesuai sekolah negri.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Pendidikan pada masa Jepang yang disebut “Hakko Ichiu”
adalah mengajak bangsa Indonesia kerja sama dengan Jepang dalam rangka mencapai
“Kemakmuran Bersama Asia Raya”. Oleh karena itu setiap pelajar tiap hari harus
mengucapkan sumpah setia kepada kaisat Jepang dam membentuk Indonesia baru
dalam rangka “Kemakmuran Bersama Asia Raya”. Keyataannya bangsa Indonesia
menjadi miskin dan menderita demi untuk kepentingan perang Jepang.
Tujuan pendidikan pada masa
pendidikan Jepang di Indonesia adalah menyediakan tenaga-tenaga cuma-cuma (Romusha) dan prajurit-prajurit untuk membatu
perperangan bagi kepentingan Jepang. Oleh karena itu pelajar-pelajar di
haruskan latihan phisik, latihan kemiliteran, dan indoktrinasi ketat. Pada
akhir masa Jepang terdapat tanda-tanda tujuan pendidikan menjepangkan anak-anak
Indonesia.
Dengan disederhanakan system
pendidikan dan persekolahan di masa pendudukan Jepang maka kesempatan belajar
terbuka lebar lagi bagi semua golongan semua penduduk d Indonesia. Jalur-jalur
sekolah dan pendidikan menurut penggolonganketurunan bangsa ataupun status
social sudah di hapus. Oleh karena itu semua mendapat kesempatan yang sama.
Meskipun pada masa Jepang keadaan
pendidikan di Indonesia mengalami penurunan, tetapi juga dad manfaat yang
diperoleh Indonesia akibat tindakan Jepang dalam bidang pendidikan. Manfaat
yang dimaksud antara lain :
1. Bahasa Indonesia memperoleh
perkembanga
2. Kesempatan memperoleh pendidikan
lebih meluas kepada seluruh lapisan masyarakat, tampa membedakan turunan dan
bangasa
3. Murid-murid terbiasa disiplin
4. Perasaan kebangsaan berkembang pesat
- Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sederhana, jadi kami
sebagai penulis, memohon saran dari para kawan-kawan untuk menyempurnakan
Makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ary
, Gunawan, kebijakan-kebijakan
pendidikan di Indonesia, Bina Aksara, Jakarta,1986.
Djumhur,
Sejarah Pendidikan, CV. Ilmu,
Bandung.
Djumhur,Sejarah
Pendidikan, CV. Ilmu, Bandung, 1979, hal.195.
Burhanuddin,
Afid, Pendidikan Indonesia masa Jepang , 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar